“Sangat tidak mungkin bagi penuntut ilmu memahami Al Qur’an dan As Sunnah kecuali dengan jalan mempelajari bahasa_Arab. Adapun mempelajari muhaddatsah (percakapan) bahasa Arab termasuk perkara yang dianjurkan (bukan wajib) karena tidak adanya dalil syar’i yang menunjukkan wajibnya hal ini.”
Soal:
Apakah wajib bagi seorang penuntut ilmu syar’i untuk mempelajari bahasa_Arab dan bisa melakukan percakapan dengan bahasa tersebut?
Jawab:
Mempelajari bahasa_Arab adalah wajib. Sebagaimana para ulama sering mengemukakan suatu kaedah “Maa laa yatimmul waajibu illa bihi fahuwa waajibun (Sesuatu yang tidaklah sempurna sesuatu yang wajib kecuali dengannya maka sesuatu tersebut menjadi wajib).” Sangat tidak mungkin bagi penuntut ilmu memahami Al Qur’an dan As Sunnah kecuali dengan jalan mempelajari bahasa_Arab.
Adapun mempelajari muhaddatsah (percakapan) bahasa Arab termasuk perkara yang dianjurkan (bukan wajib) karena tidak adanya dalil syar’i yang menunjukkan wajibnya hal ini. [Fatawa Al Imaarot : 52][1]
Rujukan: Al Masa-il Al ‘Ilmiyyah wal Fatawa Asy Syar’iyyah, Syaikh Muhammmad Nashiruddin Al Albani, hal. 35, Daar Adh Dhiyaa’
Baca Juga:
- Tafsir Surat Al-Fatihah (Ayat 6 dan 7): Memahami Shirathal Mustaqim (Jalan Lurus)
- Tafsir Surat Al-Fatihah (Ayat 1): Memahami Bismillah
[1] Adapun orang awam tidaklah punya kewajiban untuk menguasai dan mempelajari kaedah-kaedah bahasa Arab. Tugas orang awam hanyalah taklid pada orang yang berilmu. Wallahu a’lam.